Scroll untuk membaca artikel
Lampung Selatan

Ratu Belanda Ajak Petani Miliki Akun

1
×

Ratu Belanda Ajak Petani Miliki Akun

Share this article
Ratu Belanda Ajak Petani Miliki Akun

radartvnews.com- Sekjen PBB Spesial Advokasi Bidang Finansial Inclusion, Ratu Kerajaan Belanda Maxima, Senin siang (12/2) melakukan kunjungan ke kecamatan Katibung, Lampung Selatan tepatnya DI kediaman bapak Agus Rianto dan PT. Vasham Kosa Sejahtera Lampung Selatan.

Kedatangan Ratu Kerajaan Belanda atas nama PBB atau United Nations Secretary General Special Advocate For Financian Inclusion (UNSGSA) untuk mengajak petani jagung di Lampung Selatan lebih modern dalam mengakses keuangan hasil panen, seperti dengan menggunakan akun bank, untuk dana simpanan, pinjaman, asuransi dan pension.

Hal ini sesuai dengan tujuan pemerintah yang mengharapkan 75% masyarakat dewasa untuk memiliki akun bank hingga 2019 mendatang.

Saat di kediaman Agus Rianto di desa neglasari, kecamatan katibung, Lampung Selatan yang merupakan salah satu petani jagung Ratu Maxima mendengarkan keluh kesahnya dan berbincang-bincang mengenai beberapa hal. Salah satunya mengenai akses pengambilan uang hasil panen yang dirasa Ratu Maxima kurang efektif.

Setelah  melakukan bincang-bincang, Ratu Maxima mengunjungi PT. Vasham Kosa Sejahtera yang merupakan salah satu lembaga keuangan yang menaungi petani jagung di provinsi lampung, disana Ratu Maxima meninjau tentang Finansial Inclusion yang ada di PT. Vasham Kosa Sejahtera.

“petani-petani jagung harus memliki akses pembayaran yang lebih effective dan modern, selain itu  jaminan untuk pinjaman merupakan salah satu hal yang sangat menyusahkan untuk para petani sehingga dirinya akan mencari jalan keluar untuk permasalahan tersebut,” ujar Maxima.

Iki Sari Dewi Direktur Operasi PT. Vasham Kosa Sejahtera mengungkapkan, perusahaan yang dinaungi langsung oleh OJK ini memberikan pinjaman uang Rp 7 juta / hektar kepada petani jagung khusunya di lampung Selatan dan Lampung Timur tanpa jaminan.

Menurut informasi PT. Vasham Kosa Sejahtera bukan bagian dari PBB, karena salah satu pemegang saham perusahaan tersebut adalah orang Amerika dan terdengar oleh PBB sehingga PBB memutuskan untuk berkunjung ke perusahaan ini dan mereka menerima undangan kunjungan dari PBB sebulan sebelumnya.(ayu/mai/san)