Scroll untuk membaca artikel
Lampung Selatan

Meski Ikan Melimpah, Nelayan Hindari Anak Krakatau

2
×

Meski Ikan Melimpah, Nelayan Hindari Anak Krakatau

Share this article
Kapal Nelayan Bersandar di Dermaga Canti, Senin Malam (25/6)

radartvnews.com- Akibat erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) ratusan nelayan di Kabupaten Lampung Selatan tidak berani melaut untuk mendekati sekitar GAK meski ikan melimpah (26/6).

Kondisi ini membuat beberapa lapak ikan kosong karena pasokan dari nelayan berkurang. Nelayan kawatir jika mendekat terkena hembusan abu vulkanik yang panasnya mencapai ratusan derajat celcius.

Nelayan di kecamatan kalianda dan kecamatan rajabasa sejak 5 hari terkahir tidak berani melaut lebih jauh atau mendekati gunung anak Krakatau. Nelayan lebih memilih menambatkan perahu meraka di dermaga bom dan dermaga canti tempat biasana kapal bersandar.

Dodi (35) salah satu nelayan menyatakan, saat ini dirinya lebih baik berkumpul didermaga dan membenahi peralatan tangkap sembari menunggu erupsi selasai.

“saat ini saya tidak melayan karena Krakatau lagi erupsi, mending perbaiki kapal dan jarring,” ujar Dodi (26/6).

Sementara Pandi (40) saat kapal bersandar, dirinya membersihkan kapal dari debu vulkanik. “debu gunung Krakatau sampai ke sini, jadi ya dibersihin kan belum berlayar cari ikan,” ujar Pandi.

Beberapa nelayan masih ada yang melaut, namun mereka tidak berani untuk mendekat Gunung Anak Krakatu.

Berdasarkan rilis dari laman Kementeran ESDM Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sejak 18 juni 2018 Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan aktivitas dengan terekam gempa vulkanik dan tektonik serta tremor terus-menerus.

Sementara pada 19 juni 2018 terjadi peningkatan gempa dari rata-rata satu kali sehari menjadi 69 kali dalam sehari serta terekam juga 12 kali gempa low frekuensi.

Lalu pada 20 juni 2018 terekam 88 kali gempa embusan,11 gempa low frekuensi dan 36 kali gempa vulkanik dangkal. Kemudian pada 21 juni 2018 terekam 49 gempa embusan, 8 kali gempa low frekuensi, 50 kali gempa vulkanik dangkal dan 4 kali gempa vulkanik dalam.

22 juni 2018 terlihat visual asap dari kawah utama setinggi 100-200 meter dari puncak dan embusan asap berwarna kelabu disertai material abu vulkanik. Hingga saat ini status gunung anak krakatau berada di Level II (waspada). Status ini sudah disematkan ke Gunung Anak Krakatau.(mai/san)