Scroll untuk membaca artikel
BandarlampungEvent

Kolaborasi, BMKG dan Kemenhub Siap Gelar SLCN dan Padat Karya

0
×

Kolaborasi, BMKG dan Kemenhub Siap Gelar SLCN dan Padat Karya

Share this article

Bandar Lampung – Cuaca sangat penting bagi nelayan. Bukan hanya untuk keselamatan di laut, cuaca juga penting bagi tangkapan ikan yang melimpah bagi nelayan.

Untuk itu, Badan Metoerologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Maritim Kelas IV Panjang berkolabrorasi menggelar Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan atau SLCN sebagai sarana edukasi kepada nelayan. Acara ini akan berlangsung pada Kamis 14 Oktober 2021 mendatang di Kantor Lurah Labuhan Maringgai Lampung Timur (Lamtim).

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas IV Panjang Lampung, Raden Eko Sarjono mengatakan, acara ini akan dihadiri langsung Anggota Komisi V DPR RI Drs, H. Tamanuri, MM, sebagai mitra kerja BMKG, Sekretaris Utama (Sestama) BMKG, Ir. Dwi Budi Sutrisno M.Sc. Selain itu akan hadir Kepala Balai Wilayah II Hendro Nugro ST, MT, dan Bupati Lampung Timur M. Dawam Raharjo.

“Pada Kegiatan SLCN Tahun ini BMKG Stamar Lampung berkolaborasi dengan kegiatan kegiatan padat karya dari Kemenhub, melalui kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Labuhan Maringgai. Jadi ini kegiatan pertama yang berkolaborasi bersama antara BMKG dan Kemenhub untuk mewujudkan zero victim di laut untuk nelayan yang sejahtera,” jelasnya di ruang kerjanya, Stasiun Meterorologi Maritim Kelas IV Panjang, Senin 11 Oktober 2021.

Menurut Eko, acara ini akan berlangsung selama satu hari, diikuti oleh 40 peserta terdiri dari 30 nelayan, dan 10 penyuluh.

“Untuk mengedukasi mereka, agar lebih peduli terhadap cuaca, membaca prakiraan cuaca dari BMKG. Dengan demikian harapannya dapat mengurangi angka kecelakaan di laut, serta mewujudkan nelayan dengan hasil tangkapan meningkat, dan aman, berbasis info cuaca,” paparnya.

Lalu, seberapa penting info cuaca bagi nelayan? Menurut dia, info cuaca tidak hanya berkaitan dengan keselamatan nelayan tetapi juga hasil tangkapan mereka. Meski secara kearifan lokal, nelayan di nusantara sudah memahami mengenai cuaca ini. Namun, dengan edukasi yang dilakukan nelayan diberikan penjelasan ilmiahnya.

“Dengan acanya SLCN ini tidak hanya mengerti tetapi lebih paham. Contohnya, mereka sebelum melaut itu sudah tahu, ilmu tetang melaut, paling utama adalah merubah paradigma dari nelayan yang mencari ikan menjadi nelayan penangkap ikan. Kalau mencari ikan, artinya keliling mencari saja, tetapi kalau menangkap artinya mereka tahu spot tempat ikannya,” ungkap mantan Kepala Stasiun Meteorologi Raja Haji Abdullah, Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Riau ini.

BMKG terusnya bisa memperkirakan cuaca dan titik kumpul ikan dalam musim tertentu. Hal ini tentu akan memudahkan nelayan dalam menangkap ikan.

“Info dari BMKG juga ada spot yang banyak ikannya, kita juga aktif menginformasikan cuaca kepada nelayan, kita punya WAG (grup whatsapps), bahkan sehari dua kali kondisi cuacak kita infokan ke nelayan, jika terjadi kemungkinan terjadi cuaca buruk kita berikan warning,” kata Raden Eko. (Rls/Jf)