Scroll untuk membaca artikel
Ekonomi

Daging Sapi Mahal, Pedagang Bakso Terancam Bangkrut

2
×

Daging Sapi Mahal, Pedagang Bakso Terancam Bangkrut

Share this article

BANDARLAMPUNG- Jelang Ramadan, harga daging sapi di Bandarlampung mencapai Rp130 ribu. Semula daging sapi dijual dikisaran harga Rp120 ribu.

Sopian (48) salah satu pedagang daging sapi  di pasar Way Kandis menjelaskan, kenaikan harga dipicu karena pedagang di pasar membeli dari pemasok dengan harga tinggi.

Akibat mahalnya harga dagibg sapi berimbas pada penjualan, Sejak sepekan terakhir penjualan daging sapi turun 40 persen.

Kenaikan harga berlaku untuk seluruh bagian daging seperti daging untuk olahan sop mengalami kenaikan harga Rp100 ribu dari harga semula Rp80 ribu, bagian tulang iga dari harga Rp70 ribu menjadi Rp 80 ribu per kilogramnya.

harga dari pasokannya sudah mencapai Rp 55 ribu per kilogram. Sementara untuk konsumen berkurang, penurunan sampai sekitar 40% dikarenakan konsumen mengeluh harga mengalami kenaikan.

“Harga dari pasokannya sudah mencapai Rp 55 ribu per kilogram, saya jelaskan ke pembeli dagingnya memang yang bersih (super tanpa lemak),” ungkapnya.

Sementara itu, Iyan (22) pedagang di Pasar Perumnas Way Halim mengatakan, semakin mendekati bulan Ramadan kemungkinan harga akan naik lagi sampai Rp150 ribu.

“Meski harga naik, kalau Ramadan biasanya tetap ramai. Omset yang didapat per hari mencapai satu juta rupiah,” tuturnya.

Pedagang bakso paling berimbas terhadap kenaikan harga daging sapi. Hal ini dibenarkan Taat Sutriyono (33) pedagang Bakso Basuki II, Jalan Ratu Dibalau, Jatimulyo.

Taat Sutriyono mengaku tidak berani menaikkan harga bakso sebab daya beli dari masyarakat disaat pandemi ini pun sudah berkurang. Jika dinaikkan harga, takut konsumen tidak mau beli karena kemahalan.

“Memiliki dampak banget, karena biasanya Rp120 ribu menjadi Rp130 ribu itu lumayan selisihnya, karena disini bahan bakunya daging sapi semua. Untuk sementara ini mengurangi biaya produksi bahan lainnya saja, porsinya tetap tidak ada yang dikurangi. Kalau harga dinaikan nggak ada yang mau beli bisa bangkrut kami,” imbuhnya.

Ditengah himpitan ekonomi, pemerintah diharapkan lebih berperan untuk membantu masyarakat.(cr3/san)