Scroll untuk membaca artikel
Lampung Barat

Ribuan Ikan Mati, Sampel Air Danau Ranau Diteliti

7
×

Ribuan Ikan Mati, Sampel Air Danau Ranau Diteliti

Share this article
Puluhan ton ikan mati mendadak, akibat kandungan oksigen dalam air sangat rendah.

LAMPUNG BARAT- Fenomena matinya ribuan ekor ikan di Danau Ranau, Kecamatan Lumbok, Seminung, Kabupaten Lampung Barat menyebabkan petani keramba jaring apung (KJA), mengalami kerugian besar. ada sekitar puluhan ton ikan mati mendadak, akibat kandungan oksigen dalam air sangat rendah.

Menanggapi fenomena ini, Pemerintah Provinsi (PEMPROV) Lampung melalui Dinas Kelautan dan Perikanan, akan memeriksa sampel air di karamba jaring apung (KJA), Danau Ranau Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat setelah terjadinya peristiwa ribuan ikan mati.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung Liza Derni, mengatakan pihaknya bersama tim dari Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), bekerja sama turun ke lokasi langsung tepatnya ke KJA di Danau Ranau.

Ia mengatakan, turunnya tim gabungan tersebut dilakukan dalam rangka pemeriksaan lebih mendalam, atas kematian ribuan ikan tesebut. Dalam pemeriksaan itu akan diambil sampel air di sekitar kejadian, untuk mengetahui penyebab kematian ikan secara massal.

Untuk sementara waktu diperkirakan penyebab kematian ikan secara massal, di perairan Danau Ranau itu akibat fenomena upwelling. Fenomena upwelling ini adalah, naiknya partikel seperti pakan ikan di lapisan bawah (Thermocline) yang muncul ke permukaan, ataupun bisa karena jarak karamba ikan yang terlalu rapat, dan bisa juga karena perubahan musim dari kemarau ke hujan.

Dia mengatakan, kejadian serupa pernah terjadi beberapa Tahun lalu, tepatnya pada 2018 dengan tingkat kematian tidak terlalu banyak. Saat ini pihaknya sedang menyelidiki partikel apa yang menyebabkan ini atau ada faktor lainnya, melalui pengambilan sampel dan pemeriksaan lebih lanjut, serta hasilnya nanti akan diberitahukan dalam waktu dekat ini.

Liza mengharapkan, hasil pemeriksaan lebih rinci dalam beberapa hari ke depan, dapat membantu penentuan tindak lanjut dari peristiwa, yang mengakibatkan kerugian bagi pembudidaya ikan setempat. Untuk kompensasi atau yang lainnya belum bisa ditentukan, sebab saat ini masih dalam pemeriksaan lebih mendalam mengenai penyebab utama peristiwa tersebut.

Sebelumnya, terjadi kematian mendadak ikan di perairan Danau Ranau dan 400 karamba jaring apung milik pembudidaya ikan, dengan luas mencapai 5 hektare di Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat.

Kejadian tersebut telah menyebabkan, pembudidaya keramba jaring apung mengalami kerugian berkisar Rp 400 Juta-Rp 500 Juta, dari jumlah ikan yang mati berkisar 20-25 Ton, dan pembudidaya pun harus menjual ikan budi daya yang tidak terdampak dengan cepat, untuk menghindari makin besarnya kerugian.(jps/san)