Scroll untuk membaca artikel
Bandarlampung

Diksar Barbar, Mahasiswa Tewas

2
×

Diksar Barbar, Mahasiswa Tewas

Share this article

Radartvnews.com – Aga Trias Tahta, mahasiswa baru Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Lampung, meninggal dunia saat menjalani Pendidikan Dasar (Diksar) UKM Cakrawala Pecinta Alam, yang dilaksanakan di Desa Cikoak, Padang Cermin, Pesawaran.

Panitia pelaksana Diksar mengaku korban meninggal karena terserang hipotermia lantaran kondisi fisik yang lemah, akibat terjatuh saat mengikuti Diksar di hari kedua. Namun, faktanya ditemukan banyak luka lebam di sekujur tubuh korban.

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FISIP Unila, Dadang Karya Bakti akan mengevaluasi kegiatan Diksar UKM Cakrawala. Panitia pelaksana juga masih dimintai keterangan.

Jika terbukti, fakultas akan memberikan sanksi berupa pembekuan UKM Cakrawala, maupun membawa kasus ini ke pihak kepolisian untuk diusut tuntas. Namun meski demikian, pelaksanaan Diksar ini memang dilakukan secara resmi.

Sementara, Shintya Claudia, salah satu panitia Diksar UKM Cakrawala menyebutkan, kegiatan dilaksanakan selama 5 hari dimulai dari Rabu 25 September hingga Minggu 29 September 2019. Menurutnya, awal mengikuti Diksar, korban masih dalam keadaan sehat dan bugar. Namun, di hari kedua kondisi fisik korban mulai mengalami drop, dan panitia sempat memberikan pertolongan medis dengan alat P3K yang telah disediakan.

Ikatan alumni Cakrawala Ferdiansyah, yang juga berada di lokasi kejadian menyebut korban sempat terjatuh di hari kedua atau hari Kamis pagi. Namun, korban tetap memaksakan untuk tetap melanjutkan Diksar.

Di hari keempat atau Sabtu pagi, saat persiapan untuk pelantikan, korban kembali terjatuh kemudian panitia dan senior mencoba untuk melakukan pertolongan pertama. Setelah kondisi tidak kunjung membaik, Minggu pagi panitia baru membawa korban ke rumah sakit, dan sesampainya di rumah sakit korban sudah meninggal dunia.

Kejadian yang dialami korban hingga meninggal dunia ini di luar perkiraan, pasalnya saat korban megalami sakit, pihak panitia dan senior menganggap jika korban hanya mengalami sakit biasa.

Panitia membantah jika selama pelaksanaan Diksar terjadi tindakan kekerasan yang melewati batas, karena semua yang dilakukan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. (Kuh/Rie)