Scroll untuk membaca artikel
Pemprov Lampung

Gubernur Lampung Dorong Percepatan Itera dari 20 Menjadi 10 Tahun

0
×

Gubernur Lampung Dorong Percepatan Itera dari 20 Menjadi 10 Tahun

Share this article
Gubernur Lampung Dorong Percepatan Itera dari 20 Menjadi 10 Tahun
Gubernur Lampung Dorong Percepatan Itera dari 20 Menjadi 10 Tahun

radartvnews.com – Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mendorong percepatan pembangunan Institut Teknologi Sumatera (Itera) dari rencana awal 20 tahun menjadi 10 tahun. Percepatan dibutuhkan karena tantangan pembangunan Sumatera kian besar sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu menggali potensi yang ada.

Percepatan pembangunan Itera, menurut Gubernur Lampung, merupakan satu dari delapan isu yang dibahas pada rapat terbatas Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, 6 Maret 2017. Pada rapat tersebut, Gubernur  Ridho Ficardo meminta Presiden memerintahkan percepatan pembangunan Itera.

“Terlalu lama menunggu 20 tahun agar Itera mampu menjadi perguruan tinggi mandiri yang berdaya saing global. Maka para rapat terbatas dengan Pak Presiden, saya meminta agar percepatan dilakukan. Alhamdulillah Pak Presiden mendukung,” kata Gubernur Ridho.

Sejak diresmikan pada 21 Mei 2014, Itera yang terletak di Desa Sabah Balau, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan ini, memiliki 13 program studi dengan total 3.299 mahasiswa. Awalnya, pembangunan Itera dirancang selama 20 tahun dengan daya tampung 50 ribu mahasiswa dan total dana yang dibutuhkan Rp5,5 triliun.

Namun Gubernur Lampung mendorong agar dilakukan percepatan selama 10 tahun. “Konsekuensinya dibutuhkan dukungan percepatan pembangunan sarana dan prasarana kampus untuk mendukung percepatan itu,” kata Ridho.

Permintaan Gubernur ke Presiden tersebut, menurut Rektor Itera Ofyar Z. Tamin langsung mendapat respon dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). “Hanya sehari setelah rapat terbatas itu kami diundang ke Bappenas. Hasilnya, mulai 2018 Itera bakal mendapat kucuran dana Rp129 miliar. Selama ini, kucuran dana ke Itera tak lebih dari Rp5 miliar,” kata Ofyar Z. Tamin di Kampus Itera.

Konsekuensi percepatan itu, kata Ofyar, Itera harus menetapkan skala prioritas. Untuk itu, Itera menyiapkan tiga pusat riset unggulan yang terdiri dari berbagai program studi. Ketiga pusat riset unggulan ini berdasarkan kondisi Sumatera yang unggul di bidang pangan, energi, maritim, industri, dan pariwisata. “Prodi yang dikembangkan Itera sesuai dengan prioritas pembangunan, tepatnya Nawa Cita ketujuh,” kata Ofyar.

Dalam program percepatan ini, Itera dan Pemprov Lampung menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam mengembangkan Itera Astonomical Observatory seperti teropong bintang di Lembang Jawa Barat, yang bakal dibangun di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, Pesawaran. Pemprov Lampung juga membangun Itera Sport Center dan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun asrama mahasiswa berlantai lima pada 2017.

Lulusan Itera, menurut Ofyar, harus memiliki karakter yang berbeda dengan kampus lain. “Bukan hanya pintar tapi memiliki karakter yang sesuai harapan. Lulusan harus memilik hardskill dan softskill seperti etika, empati, simpati, tegar, dan tidak cengeng. Sebagai perguruan tinggi baru, Itera punya peluang besar menciptakan lulusan berkarakter. Itu sebabnya, Itera menjadi pusat pengembangan mahasiswa berkarakter,” kata Ofyar. (Rls)