Scroll untuk membaca artikel
Lampung Selatan

Petani Cabai di Lamsel Pakai Metode Tumpang Sari

2
×

Petani Cabai di Lamsel Pakai Metode Tumpang Sari

Share this article
Petani Cabai di Lamsel Pakai Metode Tumpang Sari
Petani Cabai di Lamsel Pakai Metode Tumpang Sari

radartvnews.com – Harga cabai di pasar di Provinsi Lampung saat ini terus melejit. harganya pun tidak stabil dan selalu berubah ubah setiap harinya. Dari mulai Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram. hal ini membuat sejumlah pedagang mengeluh karena selalu mendapatkan komplin dari pembeli. kenaikan hanga ini disebabkan berkurangnya pasokan barang dari para petani.

Selain karena berkurangnya pasokan dari petani, kenaikan harga ini karena faktor cuaca yang tidak menentu, hingga diperkirakan harga cabe ini akan terus melambung.

Menurut beberapa petani yang ada di Kabupaten Lampung Selatan, kenaikan harga cabai telah terjadi sejak beberapa hari yang lalu. hal ini disebabkan para petani mengalami gagal panen karena serangan virus kuning dan penyakit patek atau yang dikenal antraknosa yang hingga saat ini belum ada obatnya.

Virus kuning menyerang bagian daun pohon cabai, akibatnya, tanaman tidak dapat menghasilkan buah dengan maksimal. sedangkan penyakit patek atau antraknosa menyerang bunga sehingga mengalami busuk buah// kedua virus ini muncul akibat faktor cuaca yang tidak menentu.

Untuk meminimalisir penyebaran virus kuning dan penyakit patek atau antraknosa, petani pun melakukan berbagai macam cara. sarwo edi Warga Desa Lubuk, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan ini, menemukan pencegahan dengan metode tanam tumpang sari antara cabai dengan tomat.

Dengan cara tumpang sari ini, dirasa cukup efektif. kedua virus ini, penyakit kuning dan penyakit antraknosa menyerang tanaman tomat yang kebal dengan berbagai macam virus.

Dalam satu hektar hasil panen cabai mampu memperoleh 13 hingga 15 ton. sedangkan hasil panen tomat mampu mencapai 60 ton per hektar. jika kedua tanaman tersebut tidak terserang virus / hasil panen lebih besar 20 persen lebih besar.

Sarwo Edi dan kelompok taninya menyarakan, agar seluruh petani cabai segera mencoba metode tumpang sari ini. dengan harapan kedepan indoenesia dapat menjadi swasembada cabai. (Ma’i/Jef)